FF // I Miss You // Oneshoot

I MISS YOU

i miss you

Author : Rizhuka Jung a.k.a _Starwhite_
Cast : Bae Su Ji a.k.a Suzy “Miss A”
Ok Taecyeon “2PM”
Other Cast “Miss A”
Genre : Romance, General, Friendship, Other
Length : Oneshoot

ini sebenernya tulisan aku pas jaman SMA di facebook, hha tapi aku coba re-share lagi disini..

=======================HAPPY READING=========================

Sesuatu yang terlihat baik-baik saja dari luar,
Belum tentu baik juga di dalamnya,
Itulah yang aku lihat sekarang,
Sisi lain dari seorang Taecyeon, yang selalu tampak ceria setiap kali kami bertemu, tapi sekarang? Ia terbaring lemah di ranjang rumah sakit ini. Sudah hampir 1 bulan ia tak sadarkan diri, wajahnya terlihat pucat pasi. Jujur aku sangat sedih melihatnya seperti ini.
Taecyeon adalah sahabat baikku, disekolah maupun dirumah. Aku sudah berteman dengannya sejak kami duduk di bangku Sekolah Dasar, tapi itu tak membuatku mengenal lebih jauh sosok dirinya. Buktinya sekarang, ini adalah salah satu hal yang tak ku ketahui dari sosok Taecyeon, aku baru mengetahui hal ini satu bulan yang lalu, tepatnya ketika ia dilarikan ke rumah sakit ini.
Taecyeon menderita kelainan pada jantungnya dan sering kali penyakitnya kambuh tiba-tiba, ia tak pernah menceritakan hal ini padaku, selalu wajah ceria dan rasa humoris yang selalu ia tunjukkan padaku. Tapi sekarang aku tak pernah melihat senyumannya lagi, tawanya dan candaannya sangat aku rindukan. Aku tak ingin mellihatnya terbujur kaku seperti ini terus, aku tak tega melihatnya seperti ini.

“Taecyeon-ah,,ireona..jebal. nan jeongmal bogoshipoyo” ucapku lirih sambil menggenggam tangannya erat
“Baboya.. Kenapa kau tak mau bangun hah? apa kau tak merindukanku?” tambahku lagi dan tak terasa butiran bening itu telah jatuh dari pelupuk mataku
“Taecyeon-ah tak ingat kau saat-saat kita bercanda di sekolah? Saat kau terus mengerjaiku dan melemparkan sepatuku ke atas pohon? Aku merindukannya” kenangan itu kembali melintas di pikiranku.

FLASHBACK ON
Saat itu adalah pergantian jam pelajaran olahraga. Aku dan teman-temanku pergi ke ruang ganti untuk mengganti pakaian olahraga dengan seragam. Sebelum itu aku berniat mengambil seragam dan sepatuku di loker.

“YA! Sepatuku dimana?” ucapku ketika tak menemukan sepatuku di dalam loker
“Bukannya kau taruh di situ tadi?” tanya Min
“Ne aku taruh disini tapi kenapa sekarang tak ada?” ucapku semakin kesal
“YA! Mungkin ada yang meminjamnya tadi” ucap Jia asal
“Mana mungkin ada yang meminjamnya, kalau meminjam kan harus bilang dulu”
“Chakkam..Bukankah tadi Taecyeon kemari, apa mungkin dia yang mengambilnya” ucap Fei sambil mencoba mengingat-ingat. Ya! Itu pasti ulahnya, yang tau kode lokerku kan hanya dia saja, tak salah lagi, ini pasti ulah si pabbo itu.
“YA! Taecyeon-ah…ini semua pasti ulahmu” ucapku geram sambil mengepalkan tanganku
“’Awas ya, kau pasti akan ku balas” tambahku lagi, sejurus kemudian langsung mencari keberadaan Taecyeon, yang lain ikut menemaniku

Akhirnya aku sampai di lapangan basket. Ya, dia pasti sedang main basket sekarang. Itu memang kebiasaanya sejak dulu. Ku lihat ia masih asyik bermain dengann teman-temannya.

“YA! TAECYEON-AH….!!!” teriakku kesal padanya, sehingga orang-orang yang sedang bermain ikut menoleh ke arahku
“Ada apa teriak-teriak begitu hah? tak ada kerjaan lain saja” sahutnya dari kejauhan
“Ya! Kemari kau atau kau akan ku bunuh..” teriakku lagi penuh amarah. Akhirnya Taec menghampiriku walupun sedikit kesal
“Ya ada apa hah? kau pasti rindu padaku ya?” ucapnya percaya diri sambil senyum-senyum sendiri, cih! menyebalkan sekali mukanya ini
“Ya! percaya diri sekali kau ini, tidak ada untungnya untukku merindukanmu” jawabku masih kesal sambil mendaratkan sebuah jitakan di kepalanya
“Ya ! apa yang kau lakukan hah? kau datang kemari hanya ingin menjitakku?” ucapnya lagi sambil mengelus kepalanya, aissh benar-benar pabbo
“pasti kau kan yang mengambil sepatuku?”
“Sepatu yang mana? Aku tak melihatnya” jawabnya santai
“Ya! Kau jangan pura-pura tak tau. Pasti kau yang mengambilnya, kau kan satu-satunya orang yang tau kode loker ku” timpalku lagi
“Owh sepatu putihmu itu ya? Loh bukannya itu sepatumu Suzy-ah?” ucap Taec sambil menunjuk ke atas pohon. Ya! itu sepatuku, aiish kurang ajar kau Taecyeon
“Ya! Ini pasti ulahmu, cepat ambil sepatuku” kesalku padanya
“Ya Suzy-ah sepatumu itu sudah sangat jelek, sudah tak layak pakai jadi aku taruh saja diatas sana” ucapnya tanpa dosa sambil tertawa
“Ya kau ini gemar sekali mencari masalah denganku, cepat ambilkan atau kau akan kuhabisi” ancamku lagi ambil mengepalkan tanganku dihadapannya
“Mwo? Kau habisi? Haha…aku sudah sering mendapatkan pukulan darimu, jadi aku sudah kebal oleh pukulanmu itu” jawabnya enteng yang membuatku hanya mendengus kesal oleh sikapnya itu.

Baiklah, akan ku ambil sendiri sepatu itu, memangnya aku tidak bisa memanjat hah, lihat saja Taecyeon-ah aku akan mengambilnya sendiri.
Akhirnya aku bergegas memanjat pohon untuk mengambil sepatuku. Tak peduli melihat teman-temanku dan teman-teman Taecyeon yang keheranan melihatku, akan kubuktikan sendiri aku bisa mengambil sepatu itu.
Panjatan demi panjatan berhasil aku lakukan dengan baik, orang-orang dibawah sana terlihat heran melihatku, termasuk Taecyeon. Hah sedikit lagi aku mendapatkan sepatuku, tapi letaknya terlalu jauh, aku berusaha menggapai ranting pohon yang menggantung sepatuku, tapi masih sangat sulit.

“Ya! Suzy-ah awas kau bisa jatuh..!! cepat turun” teriak Taec dibawah sana
“Diam kau Tecyeon-ah aku bisa sendiri, kau jangan bawel” jawabku meremehkan
“Ya tapi bahaya, cepat turun biar aku yang ambilkan” ucapnya lagi namun tetap ku hiraukan, dasar bawel
Aku kembali berusaha meraih sepatuku, hanya tinggal beberapa centi lagi untuk menggapainya namun masih sulit, kuambil nafas kembali dan mencobanya lagi, Ya sedikit lagi namun aku tak bisa menyelaraskan keseimbanganku, kakiku terpeleset hingga aku jatuh dari pohon.

ARRRGGHTTTT …..

BRUKKKK…………

Aku memejamkan mataku, sedikit takut dengan keadaanku sekarang, aku takut kakiku patah atau terjadi luka lainnya, tapi kenapa rasanya hangat dan nyaman sekali, ini seperti bukan sedang terjatuh dari pohon, pikirku.

“Aww…Appo…” rintih seseorang, suaranya sangat jelas di telingaku, dengan segera akupun membuka mata dan sangat terkejut dengan apa yang kulihat
“Mwoo?? Taecyon-ah…” ucapnya yang masih terkejut, berarti tadi aku menimpa tubuhnya dan sekarang berada di pelukannya, aissh kenapa aku tak sadar. Dengan segera aku bangun dan menjauhkan padanganku darinya
“Ya! sudah ku bilang cepat turun kenapa kau tak menurut? Kau tau betapa beratnya badanmu itu” ucapnya kesal sambil memegang pinggangnya yang kesakitan
“Ya! Bukan salahku, kenapa kau menolongku barusan” cerocosku
“Kalau kau terluka bagaimana? Jika aku tak menolongmu mungkin pinggangmu yang akan patah” jelasnya. Mwo? Dia melakukannya agar aku tak terluka? Aku tak menyangka ia akan seperhatian ini padaku
“Cih, apa pedulimu…” cibirku
“Aku sangat peduli padamu Suzy-ah” ucapnya lagi yang jujur membuat wajahku memerah.
“Ciie..ciie..sepertinya ada yang sedang jatuh cinta” cibir teman-teman yang melihat kami. Aiish menyebalkan.
Dengan segera aku meninggalkan lapangan, aku tak ingin menjadi bulan-bulanan temanku sendiri, mau di taruh dimana mukaku nanti.

FLASHBACK OFF

Kenangan-kenagan itu masih terbayangdi pikiranku. Kami memang sering bertengkar tapi itu adalah masa-masa dimana kami bisa lebih dekat satu sama lain. Perlahan kuhapus airmata dari pipiku ini, bagaimana jika Taec bangun dan melihatku sedang menangis untuknya, bisa jatuh reputasiku.
“Ya Taecyeon-ah palli ireona… aku ingin bertengkar dengamu lagi” ucapku kembali mengguncang tubuhnya, namun tetap saja tak berhasil. Taec belum menunjukkan bahwa ia akan segera siuman.

===============================

Sudah satu bulan lebih aku selalu menemaninya di ruangan ini, dan selama itupun aku belum pernah melihat Taec siuman, ia masih dalam keadaan kritis, jujur aku sendiri tak tega melihatnya terbaring kaku disana.

FLASHBACK ON
Jam pelajaran sekolah telah usai, tapi hari ini ada pertandingan basket antar sekolah, akupun berniat menonton pertandingan itu karena Taec yang bertanding, ia adalah kapten tim basket dari sekolah kami.
Pertandingan pun usai dengan kemenangan sekolah kami, sorak-sorai teriakan siswa terdengar ricuh di lapangan ini. Jujur aku sudah bisa menebak bahwa sekolahku akan menang, aku sudah tau Taec sangat lihai dalam permainan ini dan nyatanya benar dia memang memenangkannya.
Aku berniat keluar dari lapangan ini, namun aku rasa suporter dari sekolah lawan sangat brutal hingga untuk keluar lapangan saja harus berdesak-desakan seperti ini. Aku terjebak dalam kerumunan orang-orang, ingin rasanya cepat keluar namun terlalu sulit, aku sudah tak bisa mengatur nafas lagi, rasanya sesak hingga penglihatanku benar-benar lenyap seketika.

“Dimana aku?” aku mencoba membuka mata
“Kau di UKS, tadi kau pingsan di lapangan” jawab seseorang di sebelahku
“Ya! Taec-ah kenapa kau disini?” ucapku keheranan
“Kau ini..kalau bukan aku yang membawamu kesini lalu siapa lagi?” ucapnya kesal, aku hanya cengengesan sendiri
“Hhe..gomawo” ucapku pelan
“Mwo? Kau bilang apa tadi, aku tak dengar?” ucapnya menggodaku, aiishh apakah aku harus mengulanginya lagi?
“Gomawo” ucapku sedikit mengeraskan perkataanku
“Suzy-ah coba sekali lagi, aku tak mendengarnya?”
“GOMAWO OK TAECYEOONNN…” teriakku tepat di telinganya yang berhasil membuatnya kelimpungan, hha rasakan kau
“Ya! Suzy-ah kalau telingaku tuli bagaimana?” sungutnya sambil memegang telinga kanannya
“Takdir” jawabku singkat sambil tersenyum puas
“Kenapa kau selalu menolongku Taec-ah” tanyaku mulai serius
“Memangnya tidak boleh? Kalau bukan aku lalu siapa lagi?” jawabnya yang membuatku semakin keheranan
“Ya aku hanya ingin tau saja, kau itu aneh sekali, kadang kau selalu membuat masalah denganku tapi terkadang juga kau selalu monolongku”
“Haha itulah hebatnya aku..” jawabnya percaya diri, aiish sifatnya yang terlalu pede itu memang menjengkelkan

FLASBACK OFF

Hari sudah semakin larut namun aku masih setia menjaga Taec di ruangan ini, kali ini aku yang harus menolongnya, bukan dia lagi yang selalu menolongku. Ya, itu kan artinya seorang sahabat?
Tanpa kenal lelah aku duduk di tepi ranjang ini, tanganku tak henti-hentinya menggenggam jemari Taecyeon yang terkulai lemah. Berharap ada keajaiban yang datang menghampirinya hingga ia bisa sadar kembali
Perlahan aku merasakan tanganya yang bergerak lemah.Ya , ia mulai menggerak-gerakkan tangannya, aku sangat senang melihat perkembangannya ini, walaupun matanya masih terpejam tapi paling tidak ia sudah bisa merasakan genggaman tanganku. Tak terasa akupun kembali menangis melihat ini, keajaiban itu benar-benar datang malam ini.

“Taecyeon-ah..ireona..” ucapku lirih, namun ia masih tak membuka matanya, hanya tangannya saja saja yang ia gerakkan
“Ireona, ini aku.. Suzy-ah..aku disini” lirihku lagi

Ia masih terpenjam, mungkin hanya ini yang ia tunjukkan, hanya tanganya saja dulu,, akupun terus menggenggam erat tangannya, berharap ia bisa merasakan ada orang yang menunggunya disini dan berharap kau akan segera siuman.
Tak ada perkembangan ia tunjukkan lagi, perlahan mataku ikut terpejam di samping ranjang ini. Aku tertidur tanpa melepas genggaman tanganku padanya.

===============================

Mentari sudah bertengger di atas sana, sinarnya berhasil membangunkanku dari tidurku. Perlahan aku kerjap-kerjapkan mataku yang masih terasa berat. Mataku langsung tertuju pada sosok yang terbaring di ranjang, namun betapa kagetnya diriku ketika melihat tak ada siapa-siapa disini, kemana Taecyeon? Kenapa tak ada disini
Aku pun segera bangkit dan mencari dimana Taec berada..ke setiap sudut ruangan aku terus mencari sambil memanggil-manggil namanya. “Ya! Apakah dia sudah siuman dan kabur semalam?” pikirku macam-macam. “Kenapa langsung pergi? Apa dia tak ingin melihatku? aku kan selalu menunggunya disini dan sekarang kenapa dia tak ada” pikiranku masih berkecamuk kacau
Tiba-tiba ada seseorang yang keluar dari kamar mandi, spontan akupun langsung menoleh ke arahnya, Ya Taecyeon yang keluar.

“Ya! apa yang kau lakukan? Teriak-teriak memanggil namaku, berisik sekali” ucapnya acuh setelah keluar dari toilet, wajahnya masih saja pucat namun dia tetap saja belaga sok kuat
“Ya Taecyeon-ah aku mencarimu kemana-mana, aku khawatir padamu” ucapku cemas dan entah kenapa aku langsung memeluknya. Aku rasa dia sedikit tersentak melihat tingkahku, namun tak ku hiraukan, yang aku pikirkan adalah aku mencemaskannya

Aku senang karena Taec sudah melalui masa-masa kritisnya, yang aku rasa tak habis pikir adalah aku tak menyadari bahwa Taec siuman semalam, apa ia mendengar perkataanku padanya ya? Entahlah aku tak mau memikirkannya.

Kami sedang duduk di taman rumah sakit, Taec bilang ia ingin mencari udara segar, bosan di dalam ruangan terus, jadi aku temani dia jalan-jalan di rumah sakit ini. Aku saja masih tak percaya, padahal ia baru siuman semalam tapi ia sudah ingin jalan-jalan dan merasa dirinya sudah sehat, benar-benar namja yang kuat.

“Apa kau selalu menemaniku disini” tanyanya padaku
“Ya! Taec-ah kau masih bertanya seperti itu? Aku yang selalu mengurusmu selama di rumah sakit ini, sampai-sampai akupun sering tak masuk sekolah gara-gara kau” jawabku sedikit meninggi, hanya tawa kecil yang ia tunjukkan padaku
“Kenapa kau mau menemaniku?” tanyanya lagi
“Kau ini..kita kan teman, kau pikir apa gunanya teman selain bisa saling berbagi dan menolong? Itu kan yang selalu kau lakukan padaku, sekarang giliranku yang membalasnya” jelasku panjang lebar
“Haha ternyata kau bisa berbuat baik juga padaku, biasanya kan kau selalu marah-marah” ucapnya tertawa kecil. Ya! dia benar-benar tak menyadari bahwa aku sangat menyayanginya, atau mungkin sangat mencintainya
“Ya! Taec-ah berhentilah mengejekku, aku tahu sebenarnya kau menyayangiku kan?” tanyaku asal, aku hanya ingin tau saja bagaimana perasaannya terhadapku
“Tentu saja aku sangat menyayangimu Suzy-ah, kau itu sudah ku anggap seperti adikku sendiri, aku sangat menyayangimu” Jawabnya. Mwo? Adik? Jadi dia hanya menganggap aku sebagai adiknya, tidak lebih? Jujur aku sedikit kecewa mendengar jawabannya itu, entah mengapa hatiku seperti tak ingin mendengar jawaban Tacyeon barusan
“Ya Suzy-ah kau kenapa? Atau jangan-jangan kau menyukaiku ya?” tanyanya balik menggodaku, aku sedikit salah tingkah mendengar pertanyaannya itu
“Ya! Taec-ah mana mungkin aku menyukaimu, kau itu sama sekali buka tipe-ku” jawabku sedikit gugup. Jawaban yang sangat bertolak belakang dengan perasaanku sebenarnya

Mungkin ini memang bukan saat yang tepat untuk mengungkapkan isi hatiku padanya, lagipula dia juga hanya menganggapku sebagai adiknya saja, tidak lebih.
Ya, aku pikir ini memang yang terbaik, walaupun rasa kecewa itu masih tetap ada. Tapi tak apa, yang terpenting adalah aku ikut bahagia ketika melihatnya kembali siuman. Aku sangar merindukkan saat-saat bersamanya, saat-saat kami bertengkar di sekolah, itu sangat berkesan.
Perlahan aku menyenderkan kepalaku di bahunya, rasanya nyaman sekali. Ia melirik ke arahku dan tersenyum, ia membelai rambutku, akupun tersenyum melihat perlakuannya padaku, apakah kami memang cocok jadi sepasang kakak beradik? Entahlah setidaknya aku merasa bahagia bisa selalu berada di dekatnya

“Nan jeongmal bogoshipo Taecyeon-ah”

–THE END—

dan kalo mau lihat versi facebook-nya coba lihat di https://www.facebook.com/notes/rizhuka-antonia-japaneseasianlovers/ff-i-miss-you-oneshoot/399125740100313

2 thoughts on “FF // I Miss You // Oneshoot

Leave a comment